SYEIKH DR. ABDURRAHMAN ASSUDAIS
Syekh
Abdurrahman Sudais lahir pada tahun 1961 di Riyadh, Arab Saudi. Ia
berasal dari Bani Anza. Pada usia 12 tahun beliau telah hafal alqur'an.
Tumbuh di kota Riyadh, menamatkan pendidikan dasar di Al-Munatha bin
Harits, kemudian beliau melanjutkan ke Fakultas Syari’ah Universtas
Riyadh.
Pada
tahun 1404 beliau ditunjuk sebagai Imam dan Khotib Masjid al-Haram,
Makkah. Di sana pertama kalinya beliau menjadi imam pada sholat Ashr
tanggal 22 Sya’ban 1404 H. Khutbah pertama pada hari kelima belas bulan
Ramadhan 1404 H. Dalam tahun yang sama, Syeikh Abdul Rahman mendapat
gelar Master Degree, dengan predikat “Excellent” dari Fakultas Syari’ah
Universitas Imam Muhammad bin Saud. Beliau diberi tugas untuk menjadi
asisten dosen di Universitas terkemuka Ummul Qura’, Makkah, di
universitas ini pula gelar Doktornya diraih dan lulus dengan predikat
“Excellent” kemudian beliau ditunjuk menjadi Dosen Fakultas Syari’ah di
universitas ini.
Sheikh
Abdurrahman Al-Sudais memiliki suara bacaan Al-Qur`an yang khas,
sehingga hampir semua kaum muslimin yang pernah menunaikan haji atau
umrah akrab dengan suaranya. Selain suaranya yang khas beliau juga
terkenal ramah dan lemah lembut, serta cepat akrab dengan siapa saja.
Sikap cepat akrab dan lemah lembut dengan selalu menebar senyum itulah
yang membuat banyak orang betah menemaninya, apalagi untuk membahas
seputar masalah-masalah agama.
Dan
satu lagi kelebihan beliau adalah senang "mengoleksi" banyak bahasa,
walaupun hanya sepatah kata, terutama bahasa gaul. Senyum lembut
ditambah dengan sepatah bahasa setempat itulah membuat beberapa orang
yang tadinya tidak mengenal Islam sama sekali menjadi tertarik.
Salah
satu contohnya terjadi saat sang imam menginap selama dua malam di
salah satu hotel di kota Beijing. Sheikh Sudais dapat mengislamkan lima
orang China dari karyawan hotel tersebut yang tertarik dengan sikap
sang imam.
"Di
tengah malam dua warga China datang di kamar hotel, dan ia menyatakan
ingin memeluk Islam. Saya jelaskan lewat seorang penerjemah lulusan
salah satu Universitas Islam di Saudi, agar kunci pertama adalah
mengucapkan dua kalimat syahadah," katanya seperti dikutip harian Al-Riyadh, Saudi.
Tidak
beberapa lama lagi, tiga orang lainnya datang ke ruangan Sheikh Sudais
yang tidak pernah ditutupnya semenjak masuk hotel hingga kembali ke
negaranya. Ketiga orang warga negeri Tirai Bambu itu datang berniat yang
sama. Setelah acara pengucapan kalimah syahadah, Sheikh menanyakan
lewat penerjemah sebab mereka tertarik masuk Islam. Mereka serempak
menjawab "tertarik dengan sikap Sheikh yang selalu hangat dengan senyum lembut".
"Selain
itu, rasa percaya penuh kepada kami karena pintu kamar Sheikh selalu
dibuka hingga meninggalkan hotel. Dan, satu lagi, sapaan Sheikh dengan
bahasa China yang didapatnya pada hari pertama tiba," ujar mereka.
NASEHAT IMAM AS-SUDAIS
Inilah nasihat Imam Sudais berkaitan dengan kewajiban kita terhadap Al-Qur’an Semoga bermanfaat, dan amalkanlah!
1.
Mengimani dan mempercayai bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah. Ia
juga merupakan firman Allah (yang diberikan) kepada hamba-Nya; Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam
2. Membacanya. Karena dalam membacanya terdapat pahal yang besar
3. Merenungkan kandungannya.
4. Mengambil peringatan dan pelajaran dari nasihat Al-Qur’an.
5.
Berperilaku dengan akhlak Al-Qur’an. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Aisyah r.a, ketika beliau ditanya tentang akhlak
Rasulullah, beliau menjawab, “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an”
6. Mengamalkan Al-Qur’an, sehingga nilai-nilai Al-Qur’an bisa hidup di tengah masyarakat.
7. Berhukum dengan Al-Qur’an di setiap permasalahan yang ada.
8. Berobat dengan Al-Qur’an.
Alangkah indah bait puisi milik Asy-Syatibi
“Sungguh kitab Allah adalah penyelamat yang setia, kekayaan yang sempurna juga derajat yang mulia”
“Dia teman duduk yang perkataannya tak pernah membosankan, dan mengulangi membacanya semakin ia menampakkan keindahannya”
“Wahai para pembaca Al-Qur’an, berpeganglah teguh kepadanya, muliakanlah ia disetiap tempat dan waktu kalian berada”
Alangkah
indah dan nikmatnya kedua orang tuamu, mereka bermahkotakan cahaya dan
bermandikan perhiasaan (karena kamu membaca Al-Qur’an)”